Gambar Karikatur atau Gambar Kartun ?


Gambar karikatur banyak dijumpai di media-media cetak seperti koran dan majalah.  Seringkali yang menjadi obyek karikatur adalah tokoh-tokoh nasional dan internasional.  Bentuk hidung, alis, bibir, tubuh, tangan atau kaki bahkan bentuk rambut mereka diubah bentuknya, tapi orang yang melihatnya tetap saja tahu siapa tokoh yang ada dalam gambar karikatur tersebut.  Selain bentuk yang menjadi ciri khas dari si tokoh juga karena ada artikel yang menceritakan dibalik gambar itu.

Mereka yang dijadikan obyek karikatur biasanya tidak pernah protes. Hal ini disebabkan pembuatan gambar karikatur ini merupakan bentuk penghargaan dalam bentuk karya gambar yang lucu yang tidak menyinggung perasaan obyeknya.  Kalau toh ada yang tersinggung, itu karena gambar karikatur sering juga digunakan sebagai sarana kritik dan sindiran terhadap obyek pelakunya.

Gambaran Sindiran atau protes sosial

Ternyata masih banyak masyarakat yang sulit membedakan bentuk gambar karikatur dengan gambar kartun.  Sepertinya bentuk kedua gambar itu sama, bedanya gambar karikatur lebih bersifat sementara dari tokoh nyata dengan cerita satu babak, sedangkan gambar kartun lebih mempunyai karakter (non fiksi) yang dibuat dalam bentuk cerita yang panjang.

Gambar karikatur mengambil obyek dari seorang tokoh yang digambarkan tidak proporsional. Misalnya bentuk hidung yang menjadi ciri khasnya digambarkan berlebihan atau lebih besar.  Bisa juga karena ingin menyindir sang tokoh yang terlalu suka berbohong, maka digambarkan bentuk hidungnya yang panjang (seperti Pinokio?) Lainnya

Tari Tradisional Jawa


SERATUS tahun silam, negara kesatuan Republik Indonesia belum terbentuk. Yang ada kelompok- kelompok etnis seperti Jawa, Bali, Minang, dan Melayu yang hidup terpisah-pisah di bawah kekuasaan penjajah Belanda. Sebelum penjajah hadir, penguasa pribumi-raja-raja, terutama Jawa dan Bali- melegitimasikan kekuasaan dan pengaruhnya dengan patronase dan penyelenggara berbagai pertunjukan sebagai bagian dari upacara negara, agama, atau kegiatan rekreasi dan hiburan semata.

Tari Garebeg

Tari Garebeg

Melalui upacara spektakuler seperti garebeg, sekaten, eka dasa rudra, dan galungan para raja menunjukkan kebesarannya. Melalui wacana konsep dewa-raja, ratu gung binathara, gelar kebesaran sayidin panata gama kalifatullah tanah Jawa, rakyat diyakinkan akan kekuasaan dan kebesaran penguasa. Masyarakat Jawa masa lalu terbagi dua kelompok para priyagung dan rakyat biasa (kawula alit). Posisi tak menguntungkan rakyat kecil ini secara tradisi harus diterima dengan patuh tanpa bertanya.

Masuknya penjajah Belanda memperburuk situasi hidup. Raja-raja, penguasa lokal yang didewakan rakyat, tak lagi berkuasa penuh tetapi harus tunduk dan melayani kepentingan penjajah Belanda. Awalnya, para penguasa pribumi secara sporadis melawan Belanda. Mereka berjuang sendiri-sendiri dengan kekuatan ekonomi, militer, teknologi, dan strategi yang tak memadai, karenanya banyak yang tergilas.

Tiga ratus tahun berjuang tanpa hasil, raja-raja Jawa dan Bali kemudian banyak yang pasrah dan memusatkan perhatiannya pada kegiatan gamelan, tari dan wayang, atau mistik. Wacana budaya pada saat ini adalah bertahan hidup. Kebesaran raja-raja Jawa sebenarnya tinggal nama, karena secara politik dan ekonomi mereka sangat bergantung kepada Pemerintah Hindia Belanda. Ada kalanya para raja justru membantu penjajah Belanda mengeksploitasi rakyatnya.

Lainnya

Kreasi Stik Es Krim


Beberapa waktu yang lalu seorang teman mengeluh kebingungan ketika anaknya mendapat tugas membuat kreasi karya seni atau hasta karya dari sekolahnya. Mau buat apa ya? Hasil karya yang bagus, menarik, mudah membuatnya, mudah mencari bahannya dan murah harganya.
Waduh..syaratnya kok banyak sekali.  Biasanya kan makin mahal bahannya,
makin sulit membuatnya maka hasil karya jadinya juga makin bagus.  Ada benarnya juga, tapi tidak semua harus begitu.
Bukan saja teman saya sebagai orang tua yang merasa bingung karena mau tidak mau orangtua juga yang pada akhirnya membantu membuatnya atau bahkan membuatkan untuk anaknya.  Kebingungan seperti ini juga seringkali dialami oleh para guru di sekolah ketika mereka harus menterjemahkan materi belajar dalam bentuk tugas praktek untuk siswanya. Ditambah lagi jika latar belakang pendidikannya bukan dari bidang seni rupa. Lainnya

Aplikasi Penulisan SKHU Sekolah (.xls)


Ujian Nasional 2011 sudah selesai.  Sekarang tinggal menunggu waktu diumumkan hasilnya. Bagi sekolah tingkat SMA/SMK tentu sudah bisa bernafas lega karena pengumuman diberikan lebih awal dibandingkan sekolah tingkat SD dan SMP.

Bagi panitia ujian di tingkat sekolah tentu pekerjaan belum selesai sampai disini.  Masih ada kegiatan lain sebagai tindak lanjut dari pengumuman yaitu persiapan untuk membuat SKHUS (Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah) yang harus diterbitkan oleh masing-masing sekolah.  Hal ini dikarenakan SKHU terbitan Pemerintah Pusat belum keluar sedangkan waktu untuk pendaftaran di tingkat sekolah lanjut sebagian sudah mulai dibuka.  SKHU terbitan sekolah inilah yang kemudian dijadikan pengganti sebagai syarat untuk bisa mendaftar ke sekolah yang lebih tinggi (terutama siswa SD dan SMP)

Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah penulisan Ijasah.   Berbeda dengan SKHU yang terbit sudah dalam cetakan jadi, maka blangko Ijasah yang dikirim ke masing-masing sekolah masih dalam format blanko kosong.  Sampai sekarang masih berlaku ketentuan bahwa pengisian data peserta dan nilai hasil kelulusan dalam Ijasah harus ditulis tangan.

Lainnya

Previous Older Entries

CO.CC:Free Domain

Hasil Karya dan Kegiatan